Pengembangan dan Macam-Macam Media Audio dalam Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan keadaan tersebut.[1]
Menurut pandangan pengembang pelajaran, media audio merupakan sumber bahan ajaran yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan untuk digunakan oleh siswa. Sekali dikemas, materi pelajaran serta urutan penyajiannya jadi tetap, pasti dan dapat berfungsi sebagai media instruksional  untuk belajar sendiri.[2]

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana pengembangan media audio dalam pengajaran?
2.    Apa macam-macam pengembangan media audio dalam pendidikan?

C.  Tujuan Pembahasan
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasannya sebagai berikut :
1.    Mengetahui pengembangan media audio dalam pengajaran.
2.    Mengetahui dan menerapkan macam-macam pengembangan media audio dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengembangan Media Audio dalam Pengajaran
Pengertian media audio sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi, dan evaluasi. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan dipergunakan dan penulisan skrip. Sedangkan produksi  adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam di pita suara atau piringan suara. Evaluasi sebagai kegiatan untuk menilai program apakah program tersebut bisa dipakai atau perlu direvisi (disempurnakan lagi).[3]
Penyajian dengan suara, yang hanya mengandalkan salah satu dari indra kelima mempunyai kekurangan-kekurangan ditinjau dari sudut pendangan belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang alat bantu audio :
1.    Munsterberg telah menemukan bahwa mutu penyajian yang hanya menggunakan pendengaran lebih rendah dari mutu penyajian yang menggunakan penglihatan serta pendengaran.
2.    Day dan Back membandingkan penyajian visual dan audio, mereka menyimpulkan juga bahwa penyajian yang menggunakan visual dan audio memberikan pengetahuan yang lebih banyak daripada jika hanya menggunakan salah satu dari dua indera tersebut.[4]
Ditemukan pula bahwa alat bantu audio memberi hasil belajar optimal dalam tugas-tugas mempelajari hal yang melibatkan keterampilan berbahasa dan musik. Alat audio ini juga ternyata berguna pula bagi belajar keterampilan diagnostik yang melibatkan bunyi dan pola bunyi.[5] Sudjana dan Rivai mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi :
1.    Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya siswa mengidentifikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
2.    Mengikuti pengarahan. Misalnya sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.
3.    Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan urutan-urutan kejadian atau suatu peristiwa, atau menetukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan mana akibat dari pertanyaan-pernyataan atau kelimat-kalimat rekaman yang didengarnya.
4.    Menentukan arti dari konteks. Misalnya siswa mendengarkan pernyataan yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5.    Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan yang tidak relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan siswa mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok itu.
6.    Merangkum mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya setelah mendegarkan rekaman suatu peristiwa atau cerita, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.[6]
Meskipun tidak ada prosedur tentang buku tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu disajikan dengan dengan mengikuti langkah-langkah yang biasa diikuti ketika mengikuti materi pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah ini juga bisa digunakan dalam menyajikan materi audio, yaitu :
1.    Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi audio itu, dan menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana dijadikan penilaian pemahaman siswa.
2.    Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.
3.    Mendengarkan materi audio. Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses mendengar. Dorong siswa untuk mendengarkan dengan tenang, dan pusatkan perhatian kepada materi audio.
4.    Diskusi (membahas) materi program audio. Sebaiknya setelah mendengar program itu, diskusi dimulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum “bagian mana yang paling berkesan (menonjol dari program itu).”
5.    Menindaklanjuti program. Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran tersebut.[7]

B.  Macam- Macam Pengembangan Media Audio dalam Pendidikan
1.        Media Rekaman dalam Pendidikan
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat yang diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.[8]
Kegiatan perekaman dapat dijadikan alat untuk pengalaman belajar , dan hasil kegiatannya dijadikan sebagai alat evaluasi. Jenis-jenis kegiatan ini bisa dipilih dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
a.    Perekaman sendiri, sehingga siswa bisa mendengarkan kembali suaranya sendiri.  Dengan kegiatan ini, siswa akan:
1)      dapat menilai kembali dan melatihnya berkali-kali terhadap beberapa kesukaran yang dihadapi.
2)      bisa melaksanakan segala kegiatan yang ditugaskan serta mengobservasi kembali seluruh kegiatannya.
b.    Kegiatan perekaman yang berulang-ulang pada kegiatan peniruan, akan menjamin konsistensi dalam latihan pengucapan, tes, atau pemberian suatu pengarahan.
c.    Latihan menyusun dan menyatukan beberapa materi yang dipilih dan bahkan dengan cara menambahkan materi yang disusun sendiri, sehingga akan  merupakan suatu konsep pemikiran baru. Kegiatan seperti ini lazimnya disebut penyusunan. Tentunya keterampilan menyusun urutan rekaman dalam kegiatan seperti ini merupakan unsur yang pokok.
d.   Perekaman dan pemilihan materi guna keperluan suatu penyajian untuk dianalisis dalam suatu bidang atau masalah. Pemilihan materi yang tepat untuk tujuan kritikan dan analisis adalah suatu ketrampilan tertentu yang tidak mudah untuk didapat.
e.    Perekaman sebagai kegiatan perencanaan dan melatih keterampian perekaman untuk kepentingan suatu penyajian dengan menggunakan waktu yang tepat, sesuai dengan yang telah ditetapkan. Penyajian di radio memerlukan keterampilan ketepatan seperti ini. Bahan yang bertele-tele akan mengurangi waktu penyajian, dan bahan yang terlalau singkat akan mengakibatkan kelebihan waktu.
f.     Latihan perekaman audio yang disingkron atau tepat dengan penampilan yang bersifat visual. (rekaman untuk sound slide, sound film strips, transparasi, memerlukan keterampilan dalam pemilihan suara atau kata-kata yang perlu dan dalam waktu yang telah ditentukan). Perhatikan dalam kegiatan seperti ini umumnya suara tidak menjadi media utama, suara sebagai pelengkap terhadap pesan gambar.
g.    Rekaman bisa digunakan untuk melatih penampilan dalam berbicara atau pidato. Orang yang berlatih akan bisa mengevaluasinya sendiri dan akan melakukan koreksi-koreksi  untuk direkam pada kegiatan perekaman selanjutnya. Dalam kegiatan seperti ini banyak faktor yang bisa dilatihkan, diantaranya :
1)   Melatih perubahan suara untuk perpindahan masalah atau dalam membuat suatu contoh
2)   Melatih tekanan suara pada bagian-bagian yang penting
3)   Melatih mengubah lagu kalimat guna kepentingan apresiasi atau penjiwaan suatu perasaan
h.    Kegiatan merekam atau memindahkan bahan rekaman, tidak merupakan kegiatan yang mudah bagi yang belum memiliki keterampilan ini. Oleh karenanya kegiatan inipun bisa menjadi satu bahan untuk latihan dalam hal perekaman.
Perekaman sebagai suatu kegiatan latihan perekaman suara yang baik serta asli dan jelas. Untuk mendapatkan hasil rekaman yang seperti ini memerlukan pengalaman dalam cara memproduksi suara yang netral dan bersih serta jelas, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Penempatan mikrofon, jarak dengan mikrofon, menggunakan jenis mikrofon, semuanya memerlukan pengalaman praktek untuk mencapai kemampuan seperti ini.[9]
Keuntungan menggunakan media rekaman antara lain :
a.    Mudah dipersiapkan
b.    Dapat dipergunakan hampir untuk semua keperluan
c.    Tidak memerlukan peralatan yang rumit
d.   Mudah direproduksi dan murah ongkosnya.[10]
e.    Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
f.     Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis, guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, mengkaji atau berpidato.[11]
Keterbatasan menggunakan media rekaman antara lain :
a.    Dalam suatu rekaman, sulit menetukan lokasi suatu pesan atau informasi jika informasi atau pesan tersebut berada di tengah-tengah pita, maka akan memakan waktu yang lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
b.    Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.[12]
c.    Cenderung untuk menurun kualitas suaranya karena pemakaian (usang)
d.   Perlu ruang kedap suara dan peralatan editing untuk mempersiapkannya.
e.    Jalannya program tidak dapat dikontrol oleh pemakai.[13]
Teknik-teknik perekaman bagi pembuatan materi pengajaran sesuai dengan tuntunan kurikulum dapat dipilih dari beberapa saran berikut ini:[14]
a.    Untuk pengajaran bahasa asing
Dalam kegiatan ini dipergunakan peralatan laboratorium bahasa atau perekam suara yang ada di rumah, guna kepentingan belajar secara audio- active ataupun secara audio-active-comparative.
b.    Pidato
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri dalam cara mengutamakan pikiran, pengucapan, lagu kalimat, kecepatan berbicara, dan ekspresi dalam berpidato.
c.    Musik
Seperti dalam latihan pidato, kegiatan perekaman dalam latihan music dapat diarahkan kepada tujuan pencapaian beberapa keterampilan yang diharapkan, dengan cara mengevaluasi dan memperbaikinya sendiri.
d.   Pendidikan bisnis
Materi yang telah direkam, atau instruksi yang telah disiapkan dapat digunakan untuk memperkenalkan, mengarahkan hal-hal yang diperlukan dalam membimbing latihan ketearmpilan misalnya mengetik. Materi ini dikirimkan oleh recorder kepada seluruh peserta melalui headphone sementara trainec melakukan segala instruksi dan memperhatikan segala saran dan koreksi.
e.    Pendidikan fisik
Mereka segala kesan-kesan dan pengalaman dari lapangan secara oral tentang apa yang mereka lakukan dan temui, guna kepentingan masukan atau penilaian selanjutnya.
f.     Pendidikan seni
Kegiatan merekam dilakukan untuk segala pembicaraan yang didapat dari satu kunjungan pameran atau peninjauan kesanggar seni tentang karya-karya yang kreatif mudah dilakukan.
g.    Perekaman kegiatan diskusi
Kegiatan perekaman suatu diskusi dapat dipakai bahan untuk membuat suatu kritikan atau evaluasi terhadap jalannya diskusi.



2.        Media Radio dalam Pendidikan
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radio-lah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia tetap memploklamirkan kemerdekaannya. [15]
Pada tahun 1951 Jawatan Pendidikan Masyarakat pada Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran siaran radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sediri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dalam masyarakat.  Siaran ini hanya bertahan 2 tahun.
Perkembangan perpustakaan dan alat audio visual, termasuk siaran radio dan televisi turut mengembangkan kesempatan dan kesanggupan untuk belajar sendiri, tanpa selalu mendapat bimbingan dari guru. Beberapa alasan menggunakan siaran radio dan telivisi sebagai berikut:
a.    Siaran  dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai pengalaman langsung.
b.    Siaran merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk yang mudah dipahami, disamping buku, film, gambar dan lain sebagainya.
c.    Siaran menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan membangkitkan ide-ide baru.
d.   Siaran dapat memberi informasi  yang tidak segera dapat diberikan oleh guru atau tak  dapat  disajikannya dalam bentuk yang dapat menyamai siaran itu..
e.    Cara penyajian oleh siaran sangat hidup, menarik dan mengundang keterlibatan anak dalam peristiwa-peristiwa yang diperlihatkannya..
f.     Siaran dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti  musik,  bentuk –bentuk kebudayaan, kesenian dsb.
g.    Siaran dapat mengembangkan kesanggupan dan keterampilan atau teknik untuk melihat dan mendengarkan. Pelajaran dengan siaran radio akan lebih efektif bila lebih dahulu dipersiapkan dan kemudian diadakan kegiatan lanjutan. Anak-anak harus memahami perbendaharaan kata-kata yang digunakan dalam siaran itu. Bila langsung digunakan siaran dari radio ,guru harus berusaha untuk menyesuaikannya dengan jadwal pelajaran. Biasanya program atau acara untuk siaran radio pendidikan lebih dahulu dicetak dan disebarkan, sehingga guru-guru mengetahui  program yang sesuai bagi murid-muridnya. [16]
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi adalah :
a.    Kurang baiknya perencanaan arena hanya dibuat rencana jangka pendek dan tidak melibatkan semua pihak.
b.    Kurang berjalannya koordinasi yang ada dengan jawatan-jawatan lain.
c.    Kurangnya tenaga terlatih baik pada produksi maupun pada penggunaan.
d.   Kurangnya bahan penyerta siaran sehingga radio lebih banyak berdiri sendiri.
e.    Kurangnya dana pembinaan.[17]
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan kaitannya dengan radio dalam pendidikan, antara lain :
a.    Pendidikan melalui radio harus merupakan bagian dari suatu kebulatan sistem penyajian seperti : kurikulum, acara dan metode siaran yang diatur, tempat kegiatan yang dilengkapi dan diawasi oleh seorang Pembina Pendidikan, monitoring serta evaluasi kemajuan.
b.    Koordinasi dan kerja sama yang luas antara penyiar, tutor, pemuka masyarakat, dan guru.
c.    Mengadakan rencana jangka panjang yang disisarkan secara teratur dalam waktu yang panjang.
d.   Acara siaran harus dibuat sedemikian rupa agar menarik bagi pendengarnya.
e.    Pengaturan program harus dibuat sedemikian rupa agar semuanya dapat mengikuti.[18]
Kelebihan menggunakan media radio yaitu :
a.    Harga relatif murah.
b.    Sifatnya mudah dipindahkan.
c.    Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
d.   Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
e.    Dapat merangsang partisipasi aktif.
f.     Dapat memusatkan perhatian siswa
Kelemahan yang dimiliki oleh media radio, antara lain :
a.    Sifat komunikasinya satu arah.
b.    Biasanya siaran disentralisasikan, sehingga guru tidak dapat mengontrol.
c.    Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.[19]


BAB III
KESIMPULAN
Pengertian media audio sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Media rekaman dalam pendidikan adalah pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetic sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat yang diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan kaitannya dengan radio dalam pendidikan, antara lain :
1.    Pendidikan melalui radio harus merupakan bagian dari suatu kebulatan sistem penyajian seperti : kurikulum, acara dan metode siaran yang diatur, tempat kegiatan yang dilengkapi dan diawasi oleh seorang Pembina Pendidikan, monitoring serta evaluasi kemajuan.
2.    Koordinasi dan kerja sama yang luas antara penyiar, tutor, pemuka masyarakat, dan guru.
3.    Mengadakan rencana jangka panjang yang disisarkan secara teratur dalam waktu yang panjang.
4.    Acara siaran harus dibuat sedemikian rupa agar menarik bagi pendengarnya.
5.    Pengaturan program harus dibuat sedemikian rupa agar semuanya dapat mengikuti.




Daftar Pustaka

Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Arsyad, Azhar.2000.Media Pengajaran.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali Press
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran: Manual dan Digital.Bogor : PT Ghalia Indonesia
Miarso, Yusufhadi, dkk. 1986. Tekonologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali
Nasution. 2012. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo




[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,  Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010),  hlm. 129.
[2] Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994),  hlm. 125.
[3] Nana, op.cit., hlm.129.
[4] Ivor K Davies, Pengelolaan Belajar (Jakarta : Rajawali Press, 1991), hlm. 156.
[5] Ibid., hlm. 157.
[6] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2013),  hlm. 58-59.
[7] Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000),  hlm. 149-151
[8] Ibid., hlm. 44.
[9] Nana, op.cit., hlm. 134-135.

[10] Yusufhadi Miarso, dkk, Tekonologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta : CV. Rajawali, 1986),  hlm. 59
[11] Cecep, op.cit.,  hlm. 59
[12] Azhar, op.cit., hlm. 46
[13] Yusufhadi, op.cit., hlm. 59
[14] Nana, op.cit., hlm. 136-137
[15] Yusufhadi, op.cit., hlm. 112
[16] Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),  hlm. 106-107.
[17] Ibid., hlm. 114.
[18] Ibid., hlm. 117-119
[19] Cecep, op.cit,. hlm. 57-58

Related Posts:

0 Response to "Pengembangan dan Macam-Macam Media Audio dalam Pendidikan"

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar anda ya.. :)