PENJAJAHAN BANGSA BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN
NEGARA-NEGARA ISLAM : KEBANGKITAN DUNIA ISLAM
Mata
Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Ely Mufidah, M.SI

Disusun
oleh :
Arif
Rahman Syukur (202211200)
Sa’diana
Rokhmany (2022112008)
Fina
Niswati Izza (2022112028)
KELAS : PBA A
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah umat
islam dapat dibagi menjadi 3 babakan. Babakan pertama adalah periode klasik yang
dimulai sejak lahirnya islam sampai runtuhnya dinasti abbasyiah pada tahun
1258. Ciri periode ini adalah seluruh wilayah negara diperintah oleh seorang khalifah yang baik. Yang mpy wewenang
dan kedudukan maupun yang hanya sekedar simbol saja.
Kedua adalah
periode pertengahan yang dimulai dari runtuhnya dinasti abbasyiah
hingga penghujung abad ke 18. Dalam periode ini wilayah islam dibawah 3
kekuasaan yaitu mugal menguasai persia dan mesopotamia . ustmani yang menguasai
anatolia disebelah utaranya serta mamluk yang menguasai mesir dan syiria.
Ketiga kekuasaan ini saling bernusuhan.
Periode ketiga
adalah perode modern . Periode ini diwarnai oleh kebangkitan nasionalisme dan
masa saat dicengkeram oleh kuku penjajahan barat yang berakhir sampai perang
dunia kedua. Bagian ini penting untuk dikaji lebih jauh karena episode inilah,
islam mengalami masa kemunduran dan selanjutnya mengalami masa kebangkitan. Tulisan
ini mencoba memaparkan keadaan dunia islam pada masa penjajahan barat dan
kebangkitan dunia islam.
B. Rumusan
Masalah
1. Penjajahan
Bangsa Barat atas Dunia Islam
2. Perjuangan
kemerdekaan negara-negara islam : Kebangkitan Dunia Islam
PEMBAHASAN
A. Penjajahan
Bangsa barat atas Dunia Islam
1. Renaissance
Eropa
Periode ini dimulai saat terjadinya
perjanjian Carltouz (26-01-1699) antara
turki Ustmani dengan Austria, Rusia, Polandia, Venesia dan Inggris. Dimana
perjanjian tersebut meruntuhkan Turki. Sejak itulah abad modern dimulai.
Perubahan politik ini membawa dunia
islam lumpuh. Oleh karena itu dimulailah babak baru dunia islam pasca
keruntuhan kekhalifahan abbasiyah,
periode modern mulai setelah masuknya pengaruh renaissance ke dunia
islam melalui mesir oleh Napoleon (1798 M), ini adalah perioderisasi menurut pemikiran
islam.[1]
Namun sebenarnya pada abad ke-16, orang-orang Eropa telah mencapai sebuah
revolusi ilmiah yang memberi mereka kemampuan yang lebih besar dalam
mengendalikan alam dari pada kemampuan serupa yang telah dicapai bangsa lain
sebelumnya.[2]
Pada awalnya kebangkitan Eropa
menghadapi tantangan yang berat. Dihadapannya masih ada kekuatan yang berat,
seperti Turki Ustmani. Mereka harus menemukan jalan yang dianggap sebagai
dinding penghalang kekuatan mereka. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang
alam, berusaha menaklukan lautan dan benua yang sebelumnya masih diliputi
kegelapan. Setelah Cristoper Colombus
dan Vasco da Gama menemukan benua Amerika dan Kepulauan Hindia , membuat
kemajuan Eropa yang tak ternilaikan harganya, mereka menjadi maju dalam dunia
perdagangan, karena tidak tergantung lagi dengan jalur lama.[3]
Dalam abad ke 19 dan awal abad ke 20, di
dorong oleh kebutuhan ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan
pemasarannya, dan juga oleh kompetisi politik dan ekonomi satu sama lain,
negara-negara Eropa menegakkan kerajaan teritorial dunia.[4]
Negeri-negeri islam yang partama jatuh
kebawah kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kerajaan
Ustmani, karena meskipun kerajaan ini
mengalami kemunduran tapi masih disegani Eropa waktu itu. Negeri yang
berhasil dikuasai Barat itu adalah negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak
Benua India. Sementara negeri yang berada dibawah kekuasaan Ustmani baru
dikuasai berikutnya.[5] Contoh Belanda menjajah Indonesia sementara
Rusia di Asia Tengah (1500 M – 1700 M), Inggris mengonsolidasi kerajaan mereka
di India dan Afrika, dan mengontrol sebagian Timur Tengah, Afrika Timur,
Nigeria, dan sebagian Afrika Barat.
Permulaan abad ke 20 kekuatan Eropa
hampir menguasai dunia islam. Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik
dalam skala dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai
dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk
melakukan ekspansi perdagangan. Disisi lain, negeri-negeri islam tidak lagi
dalam keadaan stabil dan mapan sehingga mendesak mereka bagaimana agar bisa
menggerakkan kekuatan agar selamat dari dominansi bangsa lain.
Abad ke-18 orang Eropa sudah memiliki
kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Ustmani mengalami
kemunduran kekuasaan karena kemerosotan moral dan korupsi melanda mereka pada
paruh kedua abad ke-18 sehingga negara-negara Barat mulai melirik daerah Ustmani,
karena semenjak Turki Usmani menjadi kekuatan tunggal didunia menyulitkan dunia
Barat. Sebagai contoh, bagi orang Itali yang hendak ke Mesir mereka harus
membayar bea cukai yang tinggi dahulu di Istanbul. Akhirnya Inggris menemukan
Tanjung Harapan di ujung selatan benua Afrika, Kolombus menemukan Amerika (1492
M), Ferdinand Magellan dkk menemukan dunia timur termasuk Filipina. Orang Eropa
juga berhasil ke India (1498 M). Hal-hal
tersebut memicu kebangkitan Eropa yang ditandai dengan revolusi perancis dan
kemudian oleh Napoleon, serta kekuatan Eropa lain, yang menggoncang Eropa dan diteruskan
oleh tentara-tentara Eropa kemana saja mereka bergerak atau berlayar. Tentara perancis,
Rusia, dan Austria dalam waktu yang berbeda menguasai bagian-bagian profinsi
Ustmani di Eropa.
Pada 1798 M sebuah ekspedisi perancis
dikomandoi menduduki Mesir. Eprisode ini merupakan penetrasi besar pertama dari
kekuatan Eropa ke dalam sentral kota di dunia islam. Napoleon di Alexanderia
kedatangannya diketahui oleh para pemimpin Mamluk dibawah Turki Ustmani di
Kairo. Namun mereka tidak memperdulikannya dan tidak terlalu mengandalkan
kekuatan mereka dan hanya sesumbar. Akan tetapi yang terjadi Mamluk kalah.[6]
Dengan kedatangan pasukan Eropa ke dunia
Islam menyadarkan para khalifah Ustmani untuk mengadakan perubahan, yaitu pada
masa sultan Mahmud II , membubarkan pasukan lama dan mengganti pasukan baru
dengan pelatih orang Eropa. Keinginan ini diwujudkan dengan dibuatnya piagam
Gulhane(1839).[7]
Namun piagam ini malah menjadikan pemerintahanya tergantung pada hubungan yang
bersifat kontraktual dengan rakyatnya, dan menantikan reformasi penting pada
imperium ini.[8]
Menghadapi ledakan energi Eropa Negara Arab, Asia
dan Afrika tidak dapat menggerakkan kekuatan yang seimbang. Negeri-negeri Arab
belum memasuki era perkereta apian, kecuali sebagian kecil seperti Mesir dan
Aljazair, komunikasi lokal buruk, sering terjadi kelaparan. Dengan kekuatan
baru , bukan hanya Perancis dan Rusia bahkan negara-negara Eropa secara umum
mulai mencampuri hubungan antara sultan dengan rakyatnya yang kristen.[9]
Jika memperhatikan kejadian-kejadian yang telah diuraikan, dapat dikatakan
abad, ke-19 samapai abad ke-20 M hampir seluruh dunia islam berada dalam koloni
barat, kecuali Hijaz, Persia, dan Afganistan. Selain itu, negara bermayoritas
islam dari Maroko Hingga Merauke, Indonesia merupakan negeri kolonial yang
menjadi “sapi perahan” untuk memakmurkan dunia barat.[10]
2. Sebab-sebab
kelemahan dunia islam
a. Jauhnya
mereka dari praktek aqidah islamiyah yang lurus.
b. Tidak
berhukum dengan hukum Alloh SWT.
c. Jauhnya
mereka dari amar ma’ruf nahi mungkar.
d. Meninggalkan
jihad, ini merupakan sebab utama dan terpenting.
e. Perbedaan-perbedaan
internal dan rakus terhadap keduniaan.
f. Condong
kepada sikap santai, tenang, dan kemewahan.
g. Mengikuti
barat dengan semangat taklid buta dalam urusan keduniaan.
h. Kaum
muslimin terpecah ke dalam kelompok-kelompok.
i. Usaha
keras kaum yahudi, nasrani, komunis, dan paganis dalam mengalahkan kaum muslimin dengan seluruh
sarana mereka.
B. Kebangkitan
Dunia Islam
Kebangkitan dunia islam disebut juga
dengan periode modern. Ekspedisi
Napoleon di mesir yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia islam ,
terutama Turki Utsmani di mesir, akan kemunduran islam dan kelemahan umat islam di samping kamajuan dan kekuatan barat.
Raja dan pemuka islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk
mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance power) yang telah pincang dan membahayakan
islam.Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan
atau modernisasi dalam islam.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan
islam pada umumnya yang dikenal dengan gerakan modernisaasi islam atau
pembaharuan didorong oleh dua faktor yaitu :
1. Pemurnian
ajaran islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran
islam itu.
2. Menimba
gagasan-gasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat.
Yang pertama seperti gerakan wahhabiyah
yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1708-1787m) di Arabiya, Syah
Waliyyuallah (1703-1762) di India, dan gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang
dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi al Jazair.Yang kedua tercermin dlm
pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Utsmani dan Mesir ke negara
–negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan
penerjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam. Pelajar- pelajar muslim India
juga banyak yang yang menuntut ilmu ke inggris.[11]
Gagasan politik yang pertama kali muncul
adalah gagsan Pan Islamisme yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyah
dan sanusiah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh
al-Afghani.
Setelah
kebangkitan di Mesir dengan nasionalismenya, maka menjadi pemantik di
negara-negara Arab yang segera menyebar. Dan mendapat sambutan yang hangat.
Upaya nasionalisme itu terbentuk atas dasar kesamaan bahasa dan budaya, sehingga dengan cepat dapat
diterima. Demikianlah yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Irak,
Hijaz, Afrika Utara, Bahrain dan Kuwait.
Adapun
negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali merdeka adalah Indonesia
(17 Agustus 1945) dari jepang . Di ikuti Pakistan (1992) dari penjajah Inggris,
Malaysia (1557) dari penjajah Inggris, Brunei Darussalam (1984) dari penjajah
Inggris. Dengan demikian, satu persatu negara-negara muslim memerdekakan diri
dari penjajahan. Beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada
tahun-tahun terakhir, seperti negara- negara muslim yang dahulunya bergabung
dengan negara Uni Soviet : Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakistan,
Tajakistan, dan Azerbaijan baru merdeka (1992), serta Bosnia memerdekakan diri
dari Yughoslavia pada 1992.
Permulaan abad ke-20 tumbuh kesadaran nasionlisme
hampir di semua negeri muslim yang menghasilkan pembentukan negara-negara
nasional. Tetapi persoalan yang mendasar yang dihadapi adalah keterbelakangan
umat islam, terutama menyangkut kemampuan menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai alat yang penting dalam mempertahankan
kehidupan bernasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengenyampingkan
politik, ekonomi dan agama. Upaya ke arah situ tidak lepas dari pembaharuan
pemikiran yang dapat mengantarkan islam terlepas dari cengkraman kolonialisme
barat.
Disamping Al Afghani, terdapat dua orang
pemikir Arab lainnya yang telah hampir mempengaruhi hampir seluruh pemikiran
politik islam pada masa berikutnya. Mereka adalah Muhammad Abduh (1865-1935)
dan Rasyid Ridha (1865-1935), yang sangat dipengaruhi oleh gagasan guru-guru
mereka. Ridha percaya islam bersifat politis sosial, dan spiritual. Untuk
membangkitkan sifat-sifat tersebut , islam harus kembali kepada ajaran yang
sebenarnya yang sesuai dengan ajran Rasul Saw dan parasahabatnya atau para
salafiyah. Gagasan tersebut ia tuangkan dalam jurnalnya yang berjudul Al Manar.
Gerakan para tokoh tersebut walaupun belum mencapai hasil, yakni kemerdekaan,
namun gema pemikiran islam mereka sangat mewarnai era generasi selanjutnya untuk membebaskan
negerinya dari penetrasi kolonial barat.[12]
PENUTUP
KESIMPULAN
Penjajahan dunia Barat dimulai saat terjadinya Renaissance Barat
yaitu sekitar abad ke-16. Pada saat itu orang-orang Eropa telah
mencapai sebuah revolusi ilmiah yang memberi mereka kemampuan yang lebih besar
dlam mengendalikan alam daripada kemampuan serupa yna telah dicapai bangsa lain
sebelumnya. Perubahan ini membawa dunia islam lumpuh. Dapat dikatakan dari abad
ke-19 samapai abad ke-20 M hampir seluruh dunia islam berada dalam koloni
barat, kecuali Hijaz, Persia, dan Afganistan. Selain itu, negara bermayoritas
islam dari Maroko Hingga Merauke, Indonesia merupakan negeri kolonial yang
menjadi “sapi perahan” untuk memakmurkan dunia barat.
Usaha
untuk memulihkan kembali kekuatan islam pada umumnya dikenal dengan gerakan modernisasi islam atau
pembaharuan. Pada masa ini banyak negara yang mayoritas Islam berhasil
memerdekakan diri dari bangsa kolonial Barat. Ini semua tidak lepas dari
pengaruh pemikiran para tokoh islam modern diantaranya yaitu: Jamaluddin Al
fghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
, Samsul Munir.Sejarah Peradanban Islam.Jakarta:
Ma’amzah,2010.
Amstrong , Karen.Sejarah Singkat.Yogyakarta:Jendela,2003.
Karim,Muhammad
abdul. Sejarah pemikiran dan Peradaban Islam.Yogyakarta : Pustaka
Book Publisher,2007.
Yatim , Badri. Sejarah Peradaban Islam .Jakarta:PT. Raja
Persada,1993.
[1] M.abdul Karim, Sejarah
pemikiran dan Peradaban Islam(Yogyakarta : Pustaka Book Publisher,2007), hal.343-350.
[2] Karen Amstrong,Sejarah
Singkat(Yogyakarta:Jendela,2003), hlm.165.
[3] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam (Jakarta:PT. Raja Persada,1993), hal.174
[4] M. Abdul, opcit,hal.334
[5] Badri, opcit,
hal.175
[6] M.abdul ,opcit,.hal.344-348.
[8] Karen ,opcit,hal.175.
[9] M.abdul ,opcit,hal.350.
[10] Ibid,hal.356.
[11] Samsul Munir Amin,Sejarah Peradanban Islam( Jakarta: Ma’amzah,2010)
[12] M. Abdul
Karim,opcit.,.hal.359-364.
0 Response to "Penjajahan Bangsa Arab atas Dunia Islam dan Kebangkitan Dunia Islam"
Posting Komentar
jangan lupa tinggalkan komentar anda ya.. :)