I'JAZUL QUR'AN



I'JAZUL QUR'AN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mukjizat  itu adalah hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi atau Rasul Allah untuk menumbangkan kepercayaan manusia yang telah mempertuhankan selain Allah SWT. Sebagai contoh tentang mukjizat Nabi Ibrahim AS. Ketika itu kaum Ibrahim adalah orang-orang yang menyucikan berhala dan menjadikan berhala tu sebagai sesembahan. Sewaktu mereka akan membakar Nabi Ibrahim, terlebih dahulu mereka menghadap dan menyembah berhala itu dengan khidmat. Mereka mohon restu untuk melemparkan Ibrahim ke tengah-tengah kobaran api. Namun ketika itu mukjizat yang dibawa Nabi Ibrahim memperlihatkan keunggulannya, maka api pun tak mampu membakar kulit Ibrahim. Dengan mukjizat ini, api menjadi berubah sifatnya yakni berubah menjadi dingin.
Dalam hal ini, mukjizat yang ada pada Nabi Muhammad SAW berupa Al-Qur’an jelas berbeda dengan mukjizat para Rasul sebelumnya. I’jazul Qur’an (kemukjizatan Al-Qur’an) melebihi segalanya dibanding dengan apa yang sedang mereka banggakan. Dan keutamaan mukjizat Al-Qur’an ini bukan hanya di tunjukan kepada bangsa arab, namun  Al-Qur’an dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian I’jazul Al-Qur’an?
2.      Apa pendapat ulama tentang I’jazul Al- Qur’an?
3.      Seberapa besar kadar  kemukjizatan Al-Qur’an?
4.      Apa saja aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian I’jazul Al-Qur’an
2.      Untuk mengetahui pendapat para ulama mebgenai I’jazul Al-Qur’an
3.      Untuk mengetahui kadar I’jazul Al-Qur’an
4.      Untuk mengetahui aspek-aspek kemukjizatan  Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian I’jazul Al-Qur’an
I’jaz berarti lemah , nama ini dipakai untuk mengakui kelemahan dalam memperbuat sesuatu. Lawan dari kuasa. Yang dimaksud dengan I’jaz disini adalah menyatakan kebenaran nabi itu dalam segi dakwah kerasulannya itu dan menyatakan kelemahan orang arab untuk menentangnya. [1] Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa, yang ajaib atau yang menakjubkan. Sedangkan menurut istilah mukjizat ialah  sesuatu yang bernilai  sangat tinggi dan bisa mengngungguli seluruh masalah yang berkembang, disamping kedatangannya mukjizat memang sedang dinanti oleh kaum.[2]
Sebagian mukjizat bani israil adalah bersifat kehalusan batiniah (non-indrawi). Hal ini karena kebodohan mereka dan sedikit ketajaman pandangan mereka. Sedang sebagian mukjizat umat ini (umat nabi Muhammad SAW) yaitu berupa ketajaman akal. Karena kelebihan kecerdasan mereka dan kesempurnaan mereka sebab tuntutan syari’at ini berlaku sepanjang masa hingga akhir zaman atau kiamat.
Terjadi mu’jizat akal itu selalu dikhususkan kepada orang-orang yang memiliki ketajaman pandangan sebagai mana disabdakan oleh nabi:

مامن لانبياء نبي الا اعطي ما مثله ا من عليه البشر و انما كان الذي اوتيته و حيا اوحاه الله الي فا رجو ان اكون اكثر هم تابعا
( اخرجه اللبخارى )
Artinya: “Tidak ada diantara para nabi kecuali ada seorang nabi yang dapat dipercaya manusia, sedangkan aku( nabi Muhammad SAW) telah diberi wahyu dari Allah SWT dan aku berharap agar sebagian besar mereka menjadi pengikutku”. (H.R. Bukhari)
Sebagian riwayat mngatakan bahwa mukjizat para nabi itu berlaku hanya pada masa hidupnya para nabi itu, yang disaksikan oleh orang-orang hidup pada waktu itu. Sedangkan Al-Qur’an, kemukjizatannya terus berlangsung hingga hari kiamat.[3]
Tujuan I’jazul Qur’an:
1.      Untuk membuktikan kerasulan nabi Muhammad SAW
2.      Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qur’an benar-benar merupakan wahyu dari Allah.
3.      Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia.
4.      Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.
B.     Pendapat Ulama tentang I’jazul Qur’an
1.      Menurut Al-Jahidz, Al-Jurjani, dan Abd. Qohir Al-Jurjani , bahwa kemukjizatan Al-Qur’an hanya pada susunan lafal-lafalnya saja.
2.      Menurut Muh. Ismail Ibrahim, Az-Zamakhsyari dan Fahnurrazi, bahwa kemukjizatan Al-Qur’an hanya pada ke ilmiyahannya saja.
3.      Menurut Imam Qurtubi bahwa kemukjizatan Al-Qur’an karena uslubnya lain dari yang lain, susunannya indah, adanya berita kejadian-kejadian yang akan terjadi dsb.
4.      Menurut Ar-Zarqani, bahwa kemukjizatan Al-Qur’an ada pada keindahan bahasa dan uslub-uslubnya, berisi beberapa ilmu pengetahuan, memenuhi semua hajat manusia, adanya berita Ghoib dll.[4]


C.     Kadar I’jazul Qur’an
1.      Menurut pendapat mu’tazilah bahwa I’jaz itu meliputi seluruh Al-Qur’an itu, bukan hanya sebagiannya saja. Atau setiap surat berikut kepala suratnya.
2.      Ada pula sebagian orang berpendapat bahwa I’jaz itu sedikit banyaknya tidak berkaitan dengan surat. Ini berdasarkan firman Tuhan yang berbunyi :
فلياتتوا بحديث مثله(الطور:34)
Artinya: “maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang seperti Al-Qur’an itu”(QS 52:34).
3.      Menurut pendapat lainnya, I’jaz bersangkut dengan surat sempurna, sekalipun surat itu pendek. Atau kadarnya itu dari perkataan, seperti satu ayat atau beberapa ayat. [5]
Dalam Al- Qur’an disebutkan adanya pernyataan tegas yang menyatakan tantangan kepada manusia yang meragukan akan kebenarannya untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an, atau membuat sepuluh surat saja, atau bahkan satu surat saja.
a.       Mendatangkan semisal Al-Qur’an
قل لئن اجتمعت الانس والجن علي ان يأ توابمثل هذاالقران لايأ تون بمثله ولوكان بعضهم لبعض ظهيرا(بني ااسرائيل:88)
Artinya: “katakanlah, sesungguhnya jika berkumpul manusia dan jin yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka ini tidak ada dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
b.      Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an
ام يقولون افتريه ط قل فآ توا بعشرسور بمثله مفتريت وادعوا من استطعتم من دون الله ان اكنتم صدقين(هود:13)
Artinya: “Bahkan mereka mengatakan Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu. Katakanlah, (kalaau demikian), maka datangkanlah 10 surat yang dibuat-buat untuk menyamainya, dan panggilah orang-orang yang kamu anggap sanggup( memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang yang benar”.
c.       Mendatangkan satu surat
ام يقولون افترىه قل فأتو بسورة مثله وادعوا من استطعتم مندون الله انكنتم صدقين(يونس:38)
Artinya: “atau (patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya” katakanlah “(kalau benar yang kamu katakana itu ), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang dapat kamu panggil(untuk membuat-buatnya) selain Allah, jika kamu orang- orang yang benar”.[6]
Memang banyak diantara pemimpin-pemimpin  dan ahli sastra Arab yang mencoba dan meniru Al-Qur’an bahkan kadang-kadang ada yang mendakwahkan dirinya menjadi nabi seperti Musailamah Al-Kazzab, Thulaikhah, Habalah Bin Ka’ab dan lain-lain. Tapi mereka itu semua menemui kegagalan, bahkan mendapat cemooh dan hinaan dari masyarakat. Semua ini menunjukkan bahwa Al-Qur’
D.    Aspek- Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
1.      Bentuk I’jaz bahasa Al-qur’an
Orang yang mempelajari gaya bahasa Al-Qur’an akan menemukan rahasia-rahasia I’jaz bahasa aAl-Qur’an seperti dalam hal-hal berikut:
a.       System bunyi indah yang ditimbulkan oleh ketukan huruf-huruf Al-Qur’an hingga terdengar keserasian suara harakat, sukun, mad(panjang), ghunnah(dengung), dan bunyi rima pada ujung-ujung ayat.
b.      Lafadh-lafadhnya memberikan makna secara penuh sesuai pada tempatnya tanpa dikurangi atau dilebihkan
c.       Peragaman gaya bicara yang sesuai dengan segala tingkat pemahaman manusia. “dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang menganmbil pelajaran?” (QS.AL-Qomar:54)
d.      Meyakinkan akal dan menyentuh emosi secara berimbang.
2.      Bentuk I’jaz Al-Qur’an dalam bidang ilmu pengetahuan
a.       Mendorong untuk mendalami ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian yang terus meberus untuk mengungkap rahasia-rahasia alam semesta
b.      Al-Qur’an mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang kebenarannya bersifat pasti tentang rahasia-rahasia alam semesta dan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
c.       Keserasian antara kandungan ayat-ayat  Al-Qur’an dengan teori-teori ilmiah yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
d.      Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu jalan menuju keimanan kepada Allah SWT.
3.      Bentuk I’jaz Al-Qur’an dalam bidang hukum
a.       Peran ibadah dalam menanamkan nilai keimanan dalam diri seseorang muslim agar menghormati dan komitmen dengan ajaran agama. Serta keseimbangan antara ibadah, hukum dan syari’ah
b.      Kandungan Al-Qur’an meliputi aturan untuk seluruh bidang dan aspek kehidupan.
c.       Sesuai dengan karakter jiwa manusia.
d.      Cocok untuk segala tempat dan waktu.
e.       Keadilan dan kesempurnaan Al-Qur’an.[7]

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kitab-kitab Allah itu merupakan mu’jizat yang abadi. Kemampuan otak manusia berfikir tidak sanggup memikirkan mu,jizat itu, apalagi akan mengatasinya. Sekalipun ilmu pengetahuan orang sekarang ini melonjak tinggi. Hadits tentang I’jaz Al-Qur’an itu dari segala segi, juga dari sudut yang lain. Belum dapat menyingkapkan rahasia I,jaz itu sepanjang masa. Al-Qur’an itu dari segi kesempurnaanyya, bentuk kalimat tentang peraturan alam semesta ini yang telah diselidiki oleh ulama-ulama dari segala pihak. Mereka telah melakukan pembahasan dan diskusi. Penyelidikan itu selalu mereka perbaharui disamping berpijak diatas dasar yang lama.


[1] Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu Al-Quran (jakarta:PT Rineka Cipta, 1995), hlm.70.
[2] Ahmad Syadali & Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur,an II ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm.9.
[3] Idhoh Anas, Kaidah-Kaidah Ulumul Qur’an ,terjemahan, Al-Qowa’id Al-Asasiyah fiil
‘Uluumul Qur’an”   (Pekalongan: AL Asri , 2008), hlm.128.
[4] Ahmad Syadali & Ahmad Rofi’I, op.cit.,hlm.20.
[5] Mana’ul Quthan, op.cit., hlm.77-78.
[6] Ahmad Syadali & Ahmad Rofi’I, op.cit.,hlm.18-19.
[7] Ibrahim Eldeeb, Be A Leaving Quran, terjemahan Masyruk Al-Khas ma’a Al-Qur’an (Tanggerang: Lentera Hati, 2009), hlm.61-64.

Related Posts:

1 Response to "I'JAZUL QUR'AN"

  1. Pelajaran dan pendidikan akhlak sangat penting bagi pelajar muslim di seluruh Indonesia. Bagi seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya Kita memiliki semangat dan ghirah dalam mempelajari bahasa arab. Terlebih lagi bahasa arab dan wasilah bagi kita dalam mengenal ilmu syari.
    jelaskan pengertian mukjizat dan irhas Sejarah diturunkannya Al Quran Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus

jangan lupa tinggalkan komentar anda ya.. :)