ILMU TASHDIQ & ILMU TASHOWWUR DAN MACAM-MACAM AD-DALALAH Mata Kuliah : Ilmu Mantiq



ILMU TASHDIQ & ILMU TASHOWWUR
DAN
MACAM-MACAM AD-DALALAH
Mata Kuliah  : Ilmu Mantiq
Dosen Pengampu      : Mohammad Fateh, M.Ag


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/0/07/Logo_STAIN_Pekalongan.jpg
Disusun oleh  :
1.      Fina Niswati Izza  (2022112028)
2.      Marlina                  (2022112056)
3.      Mukh. Ulin Nuha  (2022112058)
4.      Nailul Mutohiroh  (2022112076)


KELAS          : PBA B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
JURUSAN TARBIYAH PBA



PEMBAHASAN
ILMU DAN AD-DALALAH
A.    Pembagian ilmu ke dalam tashowwur dan tashdiq
Ilmu terbgi menjadi dua macam yaitu tashowwur dan tashdiq:
a.       Ilmu Tashowwur
Tashowwur adalah hasil yang diusahakan oleh fikiran yang dengan akal fikiran itu dapat diperoleh atau diketahui hakikat-hakikat yang tunggal atau mufrad.[1]
Contoh: apabila ada orang yang berkata “pisang” maka pikiran kit adapat menggambarkan atau membayangkan arti “pisang”.[2]
b.      Ilmu Tashdiq
Tashdiq adalah mengetahui hubungan antara kedua mufrad (tashawwur) atau memberi atas suatu hakikat, dengan menetapkan sesuatu padanya atau membandingkan kedua tashawwur agar memberi hukum atas keduanya dengan jelas sesuai atau bertentangan.[3]
Contoh: apabila ada orang yang mengatakan bahwa gunung bromo itu lunak seperti agar-agar atau lembut seperti roti, pasti pikiran kita akan menolak dan menyangkalnya”tidak bisa, gunung bromo tidaklah lunak atau lembut, melainkan keras seperti gunung-gunung yang lainya”.[4]
      Jika pemahaman terhadap objek tahu tersebut tidak memerlukan pemikiran mendalam , atau pengertianya dengan mudah dapat dicapai tidak memerlukan pemahaman  yang mendalam , atau pengertianya dengan mudah dapat  dicapai  disebut tashowwur badihi. Sebaliknya , jika pemahaman itu memerlukan pemikiran yang mendalam , disebut tashowur Nazhari.
Demikian pula , jika pemahaman terhadap hubungan dua objek tau yang tunggal (mufrad) tidak memerlukan penalaran yang mendalam , disebut tashdiq badihi ; sedangkan jika memerlukan penalaran yang mendalam atau tidak mudah dipahami kecuali setelah dipikirkan secara mendalam  , disebut tashdiq nazari.
Dengan dmikian tashawwur adalah proses pembentukan pengertian (konseptulisasi) sedangkan tashdiq berarti proses pembentukan keputusan (proposisi).

B.     Dilalah dan Macam-macannya
1.      Pengertian Dilalah
الد لا لة هي فهم امر من امر و يسمي المر الا ول المد لو ل و الا مر الثا ني الدا ل
" Dilalah adalah proses pemahaman sesuatu dari sesuatu yang lain; sesuatu yang pertama disebut madlul (yang ditunjuk ), sedangkan yang kedua disebut dal (yang menunjuk )
      Contoh : “gembira” dan “tertawa” . “gembira” adalah madlul dan “tertawa” adalah dal.
2.      Macam-macam dilalah:
a.       Dilalah Lafdziyah (tanda kata)
ما كا ن الدال فيها لفظ او صو تا
"dilalah yang dalnya berupa kata-kata atau suara”
1.      Dilalah Lafdziyah Thabi’iyyah
ما كا ن الدال فيها عرضا طبيعيا
“Dilalah yang dal nya berupa suara yang bersifat alamiah”
Contoh: Dipahaminya ungkapan “terkjut” dari “waw!” atau rasa sakit dari “aduh”
2.      Dilalah Lafdziyah ‘aqliyah
ما كان الدال فيها عقلا
" dilalah yang suara dalnya berupa  suara rasional”
Contoh: adanya orang di kamar dapat dipahami dari adanya percakapan di kamar itu.
3.      Dilalah Lafdziyah Wadh’iyah
ماكان الدال فيها وضعا وصطلا حا
"dilalah yang dalnya berupa kata yang ditunjukkan untuk suatu makna tertentu”
Contoh: pemahaman kita terhadap “ segala sesuatu yang datang dari Nabi , baik yang berupa perkataan, perbuatan maupun penetapan nabi atas perbuatan sahabat (takrir) dari istilah as-sunnah.[5]
a.       Dilalah Lafdziyah Wadh’iyah Muthabaqiyyah
Muthobaqoh yaitu dalalah yang menunjukkan arti dari suatu lafadz secara tetap sesuai dengan keadan yang sebenarnya.
Contoh:
Seorang murid bertanya kepada gurunya: “pak, rokok itu apa ?”
Pak guru menjawab: “ rokok ialah tembakau yang di gulung dengan kertas.”
Rokok di artikan dengan tembakau yang digulung dengan kertas, adalah tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b.      Dilalah Wadh’iyah Thadhammuniyyah
Dalalah tadhommun, yaitu yang menunjukan arti dari suatu lafadz pada sebagian saja. Dari arti yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Umpama, pengertian lafadz “rokok” dengan “tembakau’saja. Padahal tembakau itu hannya sebagian saja dari rokok. Dn yang demikian itu adalah pengertian yang tidak/belum tepat/belum sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c.       Dilalah Lafdziyah Iltizamiyyah
Dalalah iltizam, yaitu yang menunjukan arti dari suatu yang pasti ada pada lafadz itu, tapi tidk tepat sesuai dengan keadan yang sebenarnya.
Contoh:
Seorang anak bertanya kepada ibunya: “bu, sambal itu apa ?”
Ibunya menjawab: “sambal itu ialah pedas yang menambah enaknya makanan.” Kata “sambal” diartikan “pedes” itu tidak tepat dengan keadaan yang sebenarnya. Tapi pedes itu, pasti ada pada sambal, sebab sambal artinya lombok/cabai/mrica dan bahan-bahan lain (seperti garam, trasi dn lain-lain) yang di ulek (dilembutkan dengan alat khusus untuk membuat sambal). Dan semua makanan yang ada lombok atau cabai atau mricanya tentu pedes. Jadi adanya cabai atau mrica itu memastikan adanya pedes.[6]
Dilalah lafdziyyah wadh’iyyah inilah yang merupakan materi pembahasan ilmu mantiq

b.      Dilalah Ghairi Lafdziyah
ماكا ن الدا ل فيها غير لفظ او صوت
“dilalah yang dalnya berupa bukan kata-kata atau suara”[7]
Dengan kata lain, dilalah ghairi lafdziyah  seperti halnya dilalah lafdziyah , terbagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:
1.      Dilalah ghairi lafdziyah Thabi’iyah, yaitu:
ماكان الدال فيها  عر ضا طبيعيا
“dilalah yang dalnya bersifat alami”
Contoh: “Merahnya wajah menunjukan rasa malu”
2.      Dilalah Ghairi Lafdyiyyah ‘Aqliyyah, yaitu:
ما كان الدال فيها عقلا
“dilalah yang dalnya berupa sesuatu yang rasional”
Contoh: dipahaminya “ada orang masuk kamar” dari keadaan kamar yang berantakan (padahal semula keadaan kamar itu rapi)
3.      Dilalah Ghairi Lafdziyyah Wadh’iyyah, yaitu

ماكان الدال فيها شيئا اصطلا حيا وضع ليدل علي المعني المفهوم منه
“Dilalah yang dalnya berupa sesuatu yang sudah baku sehingga dapat dipahami suatu arti tertentu”
Contoh : dipahaminya “tidak setuju “ dari “ menggelengkan kepala”


KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

Sambas,Syukiardi.1996.Mantik Kaidah Berpikir Islami.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset.
Rofik, Muhammad.2010.Pengantar Pemahaman Ilmu Mantiq.Surabaya:Al Miftah
Mostofa ,Bisyri Cholil. 2000.Terjemahan Assullamul Munauroq.Bandung: PT Alma’arif,


[1]
[2] Muhammad Rofik, pengantar Pemahaman Ilmu Mantiq,(Surabaya:Al-Miftah ,2010),hal:12
[3] Opcit,hal;21
[4] Muhammad,opcit.hal:12.
[5] Syukriadi Sambas, Mantik Kidah Berfikir Islami.(Bandung:PT . Remaja Rosdakarya, 1996).hal:40-41-43

[6] Cholil Bisyri Mostofa,Terjemahan Assullamul Munauroq.(Bandung: PT Alma’arif,2000). hal. 18
[7] Sukriadi,Opcit,.hal.45.

Related Posts:

0 Response to "ILMU TASHDIQ & ILMU TASHOWWUR DAN MACAM-MACAM AD-DALALAH Mata Kuliah : Ilmu Mantiq"

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar anda ya.. :)