MAKNA, HAKIKAT DAN PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN



MAKNA, HAKIKAT DAN PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN
Mata Kuliah                :  Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu        :  Chusna Maulida, M. Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang berkualitas akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup manusia. Profesionalisme guru yang merupakan satu bagian yang  menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan.
Oleh karena itu guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru. Dalam arti orang yang memiliki karisma dan wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serat mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan.[1]
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hakikat, makna, peran guru dalam proses pendidikan.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa makna dan hakikat sosok guru dalam pendidikan ?
2.      Bagaimana peran guru dalam proses pendidikan?
  1. Tujuan Pendidikan
1.      Untuk mengetahui makna dan hakikat sosok guru dalam pendidikan
2.      Untuk mengetahui peran guru dalam proses pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna  Guru
Makna guru (pendidik)  sebagai mana dalam UUSPN No.20 Tahun  2003, Bab I , pasal 1 ayat 6 adalah tenaga kependidikan yag berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam pengertian ysng sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau musholla , di rumah, dan sebagainya.[2]
B.     Hakikat Guru
Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa di dunia ini hanya ada dua jabatan yaitu : jabatan guru dan jabatan non guru. Yang membedakan jabatan keduanya adalah mengajar. Mengajar merupakan langkah seorang guru untuk memandaikan bangsa dengan tanpa memikirkan efek untung dan ruginya secara material-personal, melainkan memikirkan bagaimana nistanya jika generasi selanjutnya tidak lebih berkualitas dalam semua aspek kehidupan. Aktivitas mengajar tersebut tentunya menuntut kepekaan emosional dan spiritual yang mampu melahirkan mentalitas dan moralitas suatu bangsa.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik , mengajar , membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dan kompetensi , kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Di negara ini guru dibagi menjadi dua yaitu guru negeri dan guru swasta. Guru negeri berada dalam struktur pemerintahan dan digaji oleh pemerintah , sedang guru swasta mendapat pembinaan dari pemerintah dan mendapat gaji dari sekolahnya masing-masing. [3]
C.     Tugas Guru
Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi , tetapi juga sebagi suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup pada peserta didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik.
            Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak biasa guru abaikan, karena guru harus terlibtat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta [4]didik. Dengan begitu peserta didik diharapkan mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.
            Di dalam masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya guru seringkali terpandang sebagai tokoh suri teladan bagi orang-orang sekitarnya, baik dalam sikap dan perbuatannya misalnya cara dia berpakaian, berbicara dan bergaul, maupun pandangan-pandanganya, pendapat atau buah pikirannya seringkali menjadi ukuran atau pedoman kebenaran bagi orang-orang sekitarnya karena dianggap belum memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal.
D.    Peranan Guru  Pembelajaran
1.      Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi  bagi peserta didik, dan lingkunganya. Oleh karena itu , guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa , mandiri dan disiplin.
2.      Guru sebagai pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.      Guru sebagai pembimbing
Guru  dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi  juga mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual lebih dalam dan kompleks.
4.      Guru sebagai pelatih
Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukaan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.
5.      Guru Sebagai Penasihat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orsng tua. Meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
6.      Guru sebagai Pembaharu(Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.

7.      Guru sebagai Model dan teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.
8.      Guru sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan akan berakibat yang bersangkuatn kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9.      Guru sebagai peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek pembelajaran.
10.  Guru Sebagai pendorong Kreativitas
Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing, dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang di kerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.

11.  Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata samapi direkayasa, dalam hal ini, grur dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya.
12.  Guru Sebagai pekerja Rutin
Guru bekerja dengan ketrampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Sebagai contoh, dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru harus membuat persiapan tertulis, jiak guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini maka akan merusak kefefektifan pembelajaran.
13.  Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah, dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan, dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.
14.  Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri, dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan denagn keberadaan itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya, dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal-usulnya. Ia benar-benar ingin tahu tentang awal keberadaannya; serta ingin tahu kapan, bagaimana dan mengapa ia terjadi di dunia ini. Semua itu diperoleh melalui cerita.
15.  Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Guru harus menguasai materi standar dalam bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki ketrampilan, dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studi itu. Ia memperlajari peserta didik, alat-alat yang dapat dipergunakan untuk menarik minat, dan tentu saja mempelajari bagaimana menggunakan alat secara efektif dan efisien.
16.  Guru Sebagai emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik dan menghormati setiap insan. Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga, merasa dicampakan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa, diperlukan ketelatenan, keuletan dan seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran, dan bangkit kembali harapannya.
17.  Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar atau proses untuk meentukan tingkat pencapaian tujauan pembelajaran oleh peserta didik.
Guru sebagai evaluator perlu memiliki pengetahuan , keterampilan dan sikap yang memadai serta kemampuan dalam  memahami teknik evaluasi baik tes maupun non tes yang mencakup jenis masing-masing teknik karakteristik serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinaju dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
Peneliaan harus dilakukan dengan rancangan dan frekuensi yang memadai dan berkesinambungan serta diadministrasikan dengan baik. Guru selain menilai hasil belajar peserta didik, guru harus pula menilai dirinya sendiri baik sebagi perencana, pelaksana, maupun penilai program pembelajaran.



18.  Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan.
Sebagai pengawet, guru harus berusaha mengawetkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam pribadinya, dalam arti guru harus berusaha menguasai materi standar yang akan disajikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, setiap guru dibekali pengetahuan sesuai dengan bidang yang dipilihnya.
19.  Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bretahap daria wal hingga akhir (kulminasi).  Dalam tahap kulminasi iilah yang memunkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagi kulminator terpadu dengan peranya sebagi evaluator. [5]
Melalui rancanganya , guru mengembangkan tujuan yang akan dicapai dan akan dimunculkan dalma tahap kulminasi. Dia mengembangkan rasa tanggung jawab, mengembangkan keterampilan fisik dan kemampuan intelektual yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui kurikulum. Tugas guru untuk menjawab pertanyaan tentang benarkah kemampuan-kemampuan yang dikembangkan itu bisa muncul dalam tahap kulminasi melalui pengamatan terhadap pelaksanaan tahap kulminasi oleh sang kulminator.
20.  Guru sebagai perancang pembelajaran
Guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan berbagai kompetensi pembelajaran yang meliputi :
1.      menyiapkan materi yang relevan denagn tujuan waktu, fasilitas , perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif, sistematisdan fungsional efektif.
2.      Merancang metode yang sesuai.
3.      Menyediakan sumber belajar
4.      Media  , guru berperan  sebagai mediator dengan memeperhatikan relevansi materi, efektif dan efisien .
21.  Guru sebagai pengelola pembelajaran
Sebagai menejer, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari  teori perkembangan hingga memungkinkan untuk mencipatakan situasi belajar yang baik, mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujaun.
22.  Guru sebagai Pengarah pembalajaran
1.      Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar.
2.      Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
3.      Memberiakn ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik.
4.       Membentuk kebiasaan belajar yang baik.[6]
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau musholla , di rumah, dan sebagainya.
Hakikat Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik , mengajar , membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi , tetapi juga sebagi suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Peran guru dalam pendidikan :
a.                   Guru sebagai pendidik
b.                   Guru sebagai pengajar
c.                   Guru sebagai pembimbing
d.                  Guru sebagai pelatih
e.                   Guru sebagai penasehat
f.                    Guru sebagai pembaharu (Inovator)
g.                   Guru sebagai Model dan Teladan
h.                   Guru sebagai Pribadi
i.                     Guru sebagai Peneliti
j.                     Guru sebagai pendorong kreativitas
k.                   Guru sebagai pembangkit pandangan
l.                     Guru sebagai pekerja rutin
m.                 Guru sebagai pemindah kemah
n.                   Guru sebagai pembawa cerita
o.                   Guru sebagai aktor
p.                   Guru sebagai Emansipator
q.                   Guru sebagai Evaluator
r.                    Guru sebagai Pengawet
s.                    Guru sebagai kulminator
t.                    Guru sebagai perancang, pengelola, pengarah pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Hamza. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Mulyasa. 2005. menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
Zaenal.  2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: Stain Pekalongan Press.


[1] Hamzah,Profesi Kependidikan.(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2007),hlm.15
[2] Zaenal,Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:Stain Pekalongan Press, 2013).hlm:5
[3] Ibid,hal:9-10
[4] Ibid.hal:13-14
[5] Mulyasa, menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan.( Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.2005).hlm: 35-65
[6] Hamzah,opcit,.hlm:22-23

Related Posts:

0 Response to "MAKNA, HAKIKAT DAN PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN"

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar anda ya.. :)